hindari kesalahan dalam merawat bayi
Bunda, yuk hindari kesalahan dalam merawat bayi. Simak bahasan tentang kopi, teh, bedak sampai penggunaan gurita di artikel ini.
Bunda pasti sering mendapat saran merawat bayi dari keluarga dan orang-orang terdekat, mulai dari
saran yang hampir masuk akal sampai yang sepenuhnya konyol. Kadang
saran itu juga membuat Bunda bertanya-tanya, “Masak sih? Kok begitu?”
Daripada jadi salah kaprah nantinya, simak
dulu beberapa ulasan tentang mitos dan kebiasaan salah dalam merawat
bayi berikut ini.
Beda budaya, beda cara merawat bayi
Kadang kebiasaan merawat bayi berbeda antar budaya.
Sebagai contoh, pada masyarakat tradisional
yang tinggal di hutan tropis, meletakkan bayi di bawah adalah hal yang
berbahaya. Bayi akan digendong terus menerus, yang menyebabkan
perkembangan motorik bayi cenderung terhambat.
Sebaliknya, bayi yang dibesarkan di daerah
pesisir akan lebih cepat bisa merangkak dan jalan. Hal ini disebabkan
karena masyarakatnya mempunyai kebiasaan menggali lubang kecil di
tanah/pasir untuk membantu bayi duduk dan beraktivitas sendiri.
Lantas pada masyarakat modern, ada baiknya
Bunda memahami mitos/kebiasaan yang buruk dalam merawat anak. Apa saja?
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.
1. Memberi kopi agar jantung bayi kuat
Dalam beberapa tradisi masyarakat kita, tak
jarang ada saran untuk memberikan kopi pada bayi agar jantungnya kuat.
Alasan lainnya agar tidak step ketika demam.
Kebiasaan merawat bayi dari generasi ke
generasi ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Sebaliknya, kopi
justru memberi dampak negatif pada bayi.
Kafein pada kopi dapat mempengaruhi sistem
saraf pusat, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Efeknya
membuat bayi mudah marah, gelisah, gugup, dan tidurnya pun bermasalah.
“Tapi kan dikasinya cuma sedikit, satu sendok teh saja,” pikir Bunda.
Bunda, yang perlu dipahami adalah tubuh
bayi belum bisa mencerna kafein, sehingga kopi akan terakumulasi di
dalam sistem tubuhnya.
Kopi yang ‘sedikit’ itu akan menumpuk
kafein dalam tubuh bayi bunda, sehingga bisa saja menimbulkan
permasalahan pertumbuhan lainnya.
2. Teh sebagai minuman selingan
Tidak ada alasan jelas kenapa banyak
orangtua memberikan teh pada anak atau bahkan bayi mereka. Mungkin
karena teh gampang didapat dan murah sebagai sajian untuk memenuhi rasa
haus anak.
kan tetapi perlu Bunda ketahui, selain
persoalan kafein, teh juga mengandung tannin yang dapat menghambat
penyerapan mineral-mineral penting dari makanan, seperti zat besi,
kalsium dan zinc.
Mineral-mineral ini sangat dibutuhkan tubuh
bayi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh dan pencernaan yang baik.
Selain itu, kekurangan zat besi atau iron deficiency anaemia, dapat menyebabkan sindrom gagal pertumbuhan pada anak.
3. Gurita bayi agar perut tidak kembung dan pusar tidak bodong
Ini salah satu kebiasaan merawat bayi yang sebaiknya ditinggalkan.
Pasalnya, gurita yang dililit dan dibebat
pada perut bayi justru berbahaya. Bayi yang baru lahir masih membiasakan
diri bernafas dengan paru-paru. Perut dan otot bayi yang masih lemah
harus bisa leluasa membantu paru-paru memompa udara.
Selain itu juga tidak ada kaitannya antara
pusar bodong dengan pemakaian gurita. Justru ketika tali pusar yang
masih menggantung ditutup gurita, akan memperlambat proses
pengeringannya dan akan lebih lama terlepas dari pusar bayi.
Sama halnya dengan bedong bayi, bedong yang terlalu kencang juga tidak baik bagi bayi.
4. Memberi gula garam ketika bertamu
Tradisi turun-temurun ini masih diterapkan pada sebagian besar kebudayaan di kepulauan Nusantara kita.
Praktiknya, ketika bayi dibawa bertamu ke
rumah baru, si pemilik rumah akan memberikan sedikit gula dan garam ke
mulut bayi. Di Aceh tradisi ini disebut ‘peucecap’.
Maksud dan harapan dari tradisi ini adalah
agar bayi tumbuh menjadi anak yang manis tutur katanya dan kuat
menghadapi asam-garam kehidupan.
Terdengar manis memang, tetapi perlu Bunda
ketahui, sesedikit apapun gula dan garam sangat tidak baik untuk bayi di
bawah satu tahun.
Seberapapun jumlah garam yang masuk ke
dalam tubuh bayi akan memberatkan ginjalnya, sehingga menyebabkan ginjal
bayi bisa tidak berfungsi dengan baik nantinya.
Belum lagi konsumsi garam berlebih sejak
bayi dapat menjadi bibit penyakit hipertensi, osteoporosis, penyakit
kardiovaskular dan penyakit pernafasan ketika dewasa.
Sama halnya dengan gula, gula tidak ada
efek baiknya untuk bayi Bunda. Gula dapat menyebabkan karies dan
kerusakan gigi, menekan kekebalan tubuh, juga dapat menjadi bibit
penyakit kardiovaskular, diabetes dan obesitas.
7. Mandi air dingin agar bayi kuat
Kebiasaan ini tidak baik dilakukan karena bayi justru rentan terhadap suhu dingin.
Air dingin dapat membuat pembakaran dan
metabolisme tubuh bayi meningkat, sehingga makanan dalam tubuh bisa
terkuras untuk mengatur suhu tubuhnya. Akhirnya bayi kehabisan tenaga
dan mudah sakit.
Bayi sebaiknya tetap dimandikan dengan air
hangat sampai usia satu tahun. Namun pastikan juga air tidak terlalu
panas yang justru membuat bayi tidak nyaman.
Selain itu bunda juga tidak perlu khawatir
memandikan bayi di sore atau malam hari. Mandi air hangat sebelum tidur
justru dapat membuat bayi rileks dan tidur lebih nyenyak.
***
Komentar
Posting Komentar